Sesuai rencana, Alit Ambara mengupas tuntas perjalanannya bergulat dengan empati terhadap kesewenang-wenangan dan penindasan yang diekspresikan dalam poster-poster progresif yang menjadi pemicu sebuah gerakan.
Seperti salah satu posternya untuk Bali Tolak Reklamasi yang diciptakan 3 tahun lalu dan begitu lekat mengikat gerakan moral dan aksi melawan reklamasi Teluk Benoa.
Diskusi yang dipandu Roberto Hutabarat berlangsung hangat dan kasual menggali aspek-aspek yang berhubungan dengan logika yang dipakai oleh Alit Ambara dalam mendedikasikan pemikiran dan keahliannya dalam ekspresi dan medium poster.
See more people who have been to our house