Workshop Visual Literacy

13 Februari, 13 peserta workshop Visual Literacy yang difasilitasi Bali Photo Forum di Rumah Sanur Creative Hub. Memaparkan informasi tentang bagaimana membaca visual dan memberi makna lebih padanya.

Satu pertanyaan dari peserta tentang kenapa foto bisa menjadi ikonik? Ahmad Salman menjawab bahwa semua visual itu sederhana! Kesederhanaan ini disusun berdasarkan pemahaman prinsip Gestalt – Similarity; Continuation; Closure & Proximity

Materi yang diberikan selama hampir 9 jam ini biasanya diberikan dalam waktu setidaknya 2 hari. Kalau untuk pemahaman yang lebih mendalam sudah seperti 4 SKS di universitas. Di negara barat, visual literacy sudah diberikan sejak kecil sehingga para praktisi visual disana lebih melek pada visual.

Misalnya Henri Cartier Bresson (Magnum Photo) yang terkenal karena ‘decisive moment’ sudah sejak kecil meluangkan waktu beberapa jam seharinya membuat sketsa dan nongkrong di galeri atau museum untuk memahami visual. Sedangkan di Indonesia tidak ada kurikulum yang membahas sejak kecil. Kalaupun ada di universitas yang fokus pada seni. Sudah jauh sekali ketinggalan.

Acara ini didukung oleh: Rumah Sanur – Creative HubKopi Kultur dan Uber.

Foto oleh: Anggara MahendraVifick Bolang Kristina Komalasari Michael Fitzgerald Halim